MAKALAH
DIFUSI INOVASI PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
MURTI SARI (16004058)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat serta hidayah inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu alangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta salam kepada junjungan nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita dari jaman jahiliah menuju jaman islamiah sekarang ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Difusi Inovasi Pendidikan” ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada Bapak Drs. Syafril M..Pd selaku dosen pembimbing
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat,
Padang, 28 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Difusi Inovasi
B. Prinsip-Prinsip Difusi Inovasi
B. Prinsip-Prinsip Difusi Inovasi
C. Strategi Difusi Inovasi Pendidikan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan di dunia ini kita sebagai manusia dituntut harus menjalani pendidikan yang mana pendidikan yang kita dapati sepanjang hayat selama kita masih hidup terus menjalani pendidikan. Masalah pendidikan merupakan masalah yang kompleks karena menyangkut beberapa variabel yang sangat erat kaitannya. Oleh karena itu, pendidikan akan senantiasa berubah, berbeda dan bervariasi bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Untuk hal tersebut perlu diadakan inovasi pendidikan. Suatu inovasi akan sangat bermanfaat untuk memecahkan masalah pendidikan jika inovasi tersebut diterima dan diterapkan oleh para tenaga kependidikan dalam mengelola pendidikan. Teknologi pendidikan merupakan kajian dan praktek untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, mengunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai. Konsep inovasi, difusi, dan difusi inovasi bukan merupakan suatu hal baru. Keberanian bertindak untuk melakukan suatu inovasi tidak pernah berakhir walaupun hal tersebut bukan suatu hal yang mudah dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar difusi inovasi pendidikan?
2. Apa prinsip-prinsip dari difusi inovasi?
3. Bagaimana strategi difusi inovasi pendidikan?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas dasar-dasar teknologi pembelajaran.
2. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang difusi inovasi
3. Untuk meningkat kinerja difusi inovasi pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Difusi
1. Pengertian
Difusi adalah proses penyebaran inovasi pada anggota suatu sistem sosial. Dalam konteks difusi ini komunikasi dalam penyebaran inovasi dapat dilakukan melalui percakapan antara kenalan, melalui hubungan yang lebih bersifat pribadi. Menurut Rogers. (1962), definisi adalah persebaran suatu ide baru dari sumber invenitionnya kepada pemakai atau penyerap yang terakhir.
Dari apa yang telah dikemukakan diatas, diperoleh kesimpulan bahwa istilah difusi adalah netral dan betul-betul dimaksudkan persebaran suatu pembaruan.
2. Unsur-unsur Difusi
Unsur-unsur difusi inovasi dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu:
a) Substansi inovasi terdiri dari komponen berikut :
1) Komponen ide, seperti perubahan dalam cara medidik. Contohnya penerapan konsep Cara Balajar Siswa Aktif (CBSA).
2) Komponen obyek, yaitu strategi belajar mengajar yang dapat mendukung usaha untuk mempertinggi derajat keaktifan siswa/mahasiswa.
b) Jalur komunikasi, dalam hal ini untuk menyebarkan inovasi ada 3 macam bentuk
komunikasi :
1) Interpersonal, komunikasi yang berlangsung antar pribadi yang mempunyai kesamaan, disebut komunikasi homophilik, sedangkan komunikasi yang berlangsung antar pribadi yang berbeda, disebut komunikasi hetrophilik.
2) Formal, yaitu komunikasi yang berlangsung antar lembaga.
3) Komunikasi massal.
c) Jangka waktu
Dalam hal ini dimensi waktu merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam usaha penyebaran inovasi
d) Target populasi, yaitu berkenaan dengan situasi dan kondisi kebutuhan.
B. Inovasi
1. Pengertian
Secara etimologi inovasi berasal dari kata latin “Innovatio” yang berarti pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya ialah innovo yang artinya membaharui dan merubah.
a. Secara sematik inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan yang lain dari tujuan yang ada dan kwalitatif berbeda dari hal yang ada sebelumna yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan saja).
b. Cara penggunaan suatu potensi yang lain dalam rangka meningkatkan effisiensi suatu usaha,juga dinamakan Inovasi. Contoh : kalau kekurangan gedung dan guru, pemecahaannya tidak perlu dengan menambahkannya, akan tetapi cara penggunaannya yang diperbarui.
c. Munurut Setiadi (1975), inovasi ialah segala perubahan yang menuju kearah perbaikan, bukan menuju kearah kehancuran. Contoh: inovasi pendidikan ialah perubahan dalam dunia pendidikan yang menuju kearah perbaikan pendidikan.
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan, bahwa inovasi adalah suatu proses mengenalkan sesuatu yang baru yang mungkin dapat berubah status atau fungsi suatu satuan dalam sistem sosial.
2. Faktor, Tujuan, Jenis dan Sumber.
a) Faktor-faktor yang harus ada dalam inovasi
1) Harus ada tujuan yang baru menuju kearah perbaikan yang lain dari tujuan yang ada.
2) Harus ada proses dan aktifitas yang dilaksanakan untuk menuju kearah tujuan.
3) Harus ada hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, yang diatur dengan kriteria-kriteria tertentu.
b) Tujuan inovasi
Menurut Santoso (1974), tujuan utama dari inovasi adalah meningkatkan kualitas kemampuan dari pada sumber-sumber tenaga kependidikan, uang dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
Tujuan inovasi pendidikan ialah efisiensi,relevansi, dan efektifitas mengenai sasaran,jumlah anak didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat dan pembangunan), dengan menggunakan sumber tenaga, uang alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
c. Jenis Inovasi
Dilihat dari segi sasaran inovasi dapat dikelompokkan atau digolongkan ke dalam dua jenis yaitu :
a) Personal relationship (hubungan antar orang)
Sebagai contoh perubahan peranan guru, dimana guru bukanlah semata-mata mengajar, akan tetapi fungsi guru dalam inovasi pendidikan adalah sebagai fasilitator, motivator, dan counselor, untuk menjamin terciptanya situasi belajar mengajar yang diinginkan.
b) Soft-ware (perangkat)
Sebagai contoh : perubahan mengenai tujuan dan struktur kurikulum yang telah dilaksanakan di indonesia ialah perubahan dan penyempurnaan kurikulum 1968, dengan mengadakan pembaharuan dalam bentuk kurikulum 1975 yang dilaksanakan pada tahun 1976, begitu juga pembaharuan dalam bentuk kurikulum 1984 dan 1994 untuk semua tingkatan dan jenis pendidikan.
c) Hard-were
Sebagai contoh : perubahan dalam bentuk ruang kelas antara lain, karena perubahan metode mengajar dengan menggunakan alat-alat yang modern seperti proyektor,komputer, film, radio, TV dan lain-lain.
Ketiga jenis inovasi di atas, hanya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan, karena kalau terjadi inovasi pada salah satu jenis akan terjadi pula perubahan pada jenis lain.
d. Arah dan sumber-sumber inovasi
Untuk pencipta atau pendorong inovasi biasanya ada dua sumber :
1. Dari atasan,pimpinan,badan-badan atau orang-orang institusional.
Umumnya mereka ini beradadalam posisi yang lebih memungkinkan,sebab tanpa ada keputusan, kebijaksanaan dari atas, para pelaksana yang ada ditingkat bawah ragu-ragu atau kurang merasa terdorong untuk ikut menyebarkan dan melaksanakan inovasi.
Umumnya mereka ini beradadalam posisi yang lebih memungkinkan,sebab tanpa ada keputusan, kebijaksanaan dari atas, para pelaksana yang ada ditingkat bawah ragu-ragu atau kurang merasa terdorong untuk ikut menyebarkan dan melaksanakan inovasi.
2. Dari bawah, dalam hal ini diserahkan kepada pempinan atau pada pelaksana inovasi untuk memilih atau mengkobinasi cara-cara yang meraka anggap paling ampuh atau paling aman menurut keadaan, tempat dan waktu.
C. Prinsip-prinsip Difusi Inovasi
Proses difusi inovasi dapat berjalan efektif dengan melalui lima tahapan yaitu :
1) Pertama, inovasi harus dimulai dengan membuat calon pengadopsi tahu, paham, atau mengerti tentang isi inovasi tersebut.
1)
2) Kedua, sepanjang tahap pengetahuan tersebut, ditanamkan dan diyakinkan pula apa manfaat inovasi bagi pengajar dalam bekerja.
3) Ketiga, atas dasar pemahaman terhadap makna inovasi serta didukung oleh semangat dan tekad untuk menerapkan, maka pengajar dibimbing dalam menerapkan inovasi dalam pekerjaan sehari-hari, di bawah supervisi dari dekat dan terus menerus dari atasan langsung masing-masing. Keberhasilan penerapan inovasi berkorelasi secara positif dengan usaha atasan langsung.Sepanjang supervisi tersebut diberikan penghargaan, seperti berupa pujian lisan, atas keberhasilan menerapkannya dan koreksi atau penguatan negatif atas kegagalan atau kekurang-berhasilannya.
4) Keempat, partisipasi atasan tidak boleh turun atau lemah sampai semua pengajar telah terbiasa bekerja secara otomatis sesuai dengan prinsip inovasi yang ditetapkan.
5) Kelima, apabila tujuan inovasi telah tercapai dan menjadi acuan sehari-hari dan masuk dalam kebiasaan atau budaya kerja maka pada saat itu institusi pendidikan harus mampu menciptakan lagi inovasi lain yang dapat membuat pembelajaran lebih berkualitas.
D. Strategi Difusi Inovasi dalam pendidikan
Beberapa strategi pembaharuan untuk dipertimbangkan dalam rangka mencapai rangka tujuan pembaharuan.
1. Strategi Empiris Rasional
Asumsi dasar dalam strategi ini adalah bahwa manusia mampu menggunakan akalnya dan akan bertindak dengan cara-cara yang rasional. Oleh karena itu, tugas inovasi yang utama adalah mendemonstrasikan pembaharuan tertentu melalui metode terbaik yang valid akan lebih memungkinkan pengadapsiannya bagi reseiver.
Dalam pertimbangan strategi ini adalah seperti yang diketengahkan oleh Bennc, dan Chin.
l. Pemahaman dasar reseiver terhadap pembaharuan riset dan persebaran pengetahuan melalui pendidikan umum.
Asumsi dasarnya ialah bahwa pembaharuan besar kemungkinannya akan terjadi melalui perbuatan orang-orang yang itu akan memperbaharuinya segera setelah pemahaman dasar mereka berubah.
2. Pemilihan dan Penempatan Personal
Strategi khusus dalam memilih personal untuk suatu tugas tertentu dapat dilakukan dengan penataran yang ilmiah melalui testing dan bakat personal. Personal terpilih yang ditempatkan pada tempatnya akan menjamin kelancaran proses dengan hasil pembahasan.
3. Analisis Sistem
Strategi ini adalah suatu strategi yang mendasarkan diri pada ilmunya brhavioral sebagai sistem analis. Pendekatan ini menganggap pembaharuan harus dipandang sebagai leater. Dalam pendekatan semua bawaan (features), input, output dianalisis. Pendekatan tersebut didasarkan atas equilibrium model yang mengubah suatu sistem dari beberapa sistem yang kurang menjadi suatu sistem yang “harmonis”.
4. Riset terapan dan sistem-sistem mata rantai untuk difusi hasil-hasil riset
Strategi ini mendasarkan diri pada riset terapan denagn penelitian dasar pada suatu pihak dan dengan orang-orang yang sedang bekerja dan berpraktek pada pihak lain.
5. Pemikiran kaum tropis sebagai suatu strategi perubahan
Pendekatan ini lahir dari studi tentang masa depan pendidikan seperti studi’Eropa tahun 2000”. Pada dasarnya pendekatan ini beralaskan pengetahuan masa sekarang, berusaha untuk ‘meramal’ masa depan. Dengan kata lain, masa depan akan didasarkan atas trens dan tendensi yang dapat diobservasi.
2. Strategi Normatif-Reedukatif
Strategi ini didasarkan atas tulisan-tulisan Sigmund Freud, John Dewey, Kurt Lewin,dan lain-lain. Dalam hal ini yang menjadi pusat kepentingan ialah persoalan mengenai bagaimana klien memahami permasalahannya. Masalah pembaharuan bukan perkara mengisi (suplying) informasi teknis yang memadai, tetapi lebih merupakan perkara perubahan (changing) sikap, skill, nilai-nilai, dan hubungan-hubungan manusia. Pembaharuan sikap justru sama perlunya dengan perubahan produk-produk. Menerima sistem nilai klien berarti mengurangi manipulasi dari luar.
Dalam strategi normatif-reedukatif, seorang agen mengubah bekerja bersama-sama klienya. Dia mendasarkan pekerjaannya atas ilmu-ilmu behavioral, dan tugasnya yang utama adalah mengindentifikasi dan mengerek ke luar serta mempertimbangkan sikap, nilai dan opini yang perlu bagi klien itu. Sesuai sengan ajaran ini, agen pengubahan mencoba menghindarkan manipulasi dari kliennya dengan jalan menggerek ke luar nilai dari klienitu, bersama-sama dengan nilai-nilai yang dimilikinya, dan dengan jalan bekerja melalui konflik-konflik nilai secara spesifik.
Strategi-strategi normatif-reedukatif yang didasarkan atas suatu pemahaman idealistis akan amat memuaskan manusia denagn suatu asumsi optimistik akan kemungkinan-kemungkinan (possibelitas) bagi perubahan yang penuh arti yang dimulai oleh individu dan melalui individu.
3. Strategi Kebijakan Administratif
Tentang pendekatan ini Bennis, Benne dan Chi mengatakan : “pendekatan kebijakan administratif bukanlah penggunaan kekuasaan dalam pengertian pengaruh oleh satu orang atas orang lain atau oleh satu kelompok atas kelompok lain, yang membedakan keluarga strategi ini dari strategi-strategi yang sudah didiskusikan. Kekuasaan dalam pemahaman ini merupakan suatu bahan dari seluruh tindakan manusia. Mereka cenderung melihat perbedaan strategi-stratei dalam unsur-unsur kekuasaan tempat strategi-strategi perubahan itu tergantung, dan cara-cara kekuasaan dibentuk dan dipakai dalam proses pengubahan.
4. Strategi Gabungan Politik Administratif
Strategi ini memandang bahwa pendekatan yang spesifik terhadap pembaharuan tidak dapat digambarkan hanya saja ditekankan kepada strategi empiris rasional, normatif reedukatif, kebijakan administratif, tetapi sedikit cenderung sebagai yang dipengaruhi oleh ketiga strategi itu (strategi gabungan).
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan kajian tentang pengertian difusi inovasi pendidikan maka dapat disimpulkan bahwa difusi dan inovasi pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu proses mengkomunikasikan inovasi pembelajaran melalui saluran tertentu dari individu atau kelompok kepada individu dan kelompok lain pada suatu sistem sosial. Adapun bentuk difusi inovasi pendidikan dimaksud dapat berupa inovasi pengembang profesional pendidik selaku pengelola pembelajaran. Harapannya dengan melakukan difusi inovasi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang ada di indonesia.
Agar efektif keberhasilan inovasi pendidikan banyak ditentukan sosialisasi gagasan yang jitu dan menyeluruh, partisipasi seluruh komponen sumber daya manusai dalam suatu organisasi pendidikan, serta komitmen pimpinan puncak guna mengarahkan transformasi atau perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku sesuai dengan harapan dan tujuan inovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ccc Wijaya dkk. 1987. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran Bandung, CV Remaja Karya.
Noeng Muhadjir. 1981. Inovasi, Difusi, dan Desiminasi. Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) Dept. Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Mohd. Ansyar dan Nurtain. 1993 Pengembangan & Inovasi Kurikulum. Dirjen Dikti Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta.
Per Dalin. Inovation and Education A Systemic View
Mulyasa, E. (2001). Penuntun Penerapan Inovasi dan Teknologi
Pendidikan di SD. CV Geger Sunten. Bandung.
Wibowo, Sigit, (2011 ). Difusi Dan Inovasi Pembelajaran, Bahan Kajian
Perkuliahan, Jakarta, UIA.
terimakasih ya atas blog kamu bagus banget dan memudahkan ku mencari tugas
BalasHapusBlog kamu sangat membantu, moga berkah😊
BalasHapusTingen - Stainless Steel Tingen - Tingen - Tingen | Tingen
BalasHapusTingen titan metal | Tingen | Tingen | titanium bolts Tingen - Tingen. smith titanium The Tingen titanium automatic watch Tingen is the finest stainless steel sword from Tingen, made by China's Peking Jewellers. titanium hammer
Terimakasih atas blok kamu. Sangat membantu kami sebagai bahan referensi buat tugas kami
BalasHapus